NASKAH
DRAMA
“KARAKTER
PEMUDA BANGSA”
PEMAIN:
Ø AGUNG LAKSONO (8G/02)
SEBAGAI PAK GURU
Ø ANANTA ARYABIMA (8G/05) SEBAGAI BIMA
Ø GANESA ARIYANTO (8G/11) SEBAGAI ARI
Ø KIRANA OCTA VIOLA (8G/15) SEBAGAI YOLA
Ø KEVIN ALTHAMENA (8G/16) SEBAGAI KEVIN
Ø MEGA OKTAVIANTI PUTRI (8G/18) SEBAGAI
NARATOR
Ø PUTRI SUKMA MELATI (8G/22) SEBAGAI PUTRI
Ø RAYNALDI RIZKI RAMADAN (8G/23) SEBAGAI ALDI
Ø TANIA PRAMESTI SALSABILA (8G/27) SEBAGAI TANIA
Ø Narator :
pagi itu, murid-murid SMP Tunas Bangsa
sedang mengikuti pelajaran. Kebetulan pelajaran pertama pagi itu adalah PKN
Ø Pak Guru : *masuk kelas* selamat pagi anak-anak!
Ø Murid : *berhenti bergurau* selamat
pagi pak!
Ø Pak Guru : *duduk di kursi guru* ketua kelas silakan
dipimpin berdoa sebelum kita belajar!
Ø Aldi : persiapan...! mari kita berdoa
bersama-sama, berdoa mulai...
Ø Murid : *berdoa*
Ø Aldi : berdoa selesai!
Ø Pak Guru : baiklah, pelajaran kali ini adalah tentang
pendidikan moral dan karakter pemuda bangsa. Pendidikan moral pemuda bangsa
sangatlah penting untuk masa depan bangsa, mengerti anak-anak?
Ø Murid : mengerti pak!
Ø Tania : *mengacungkan tangan* kenapa bisa
begitu pak?
Ø Pak Guru : karena, karakter pemuda bangsa merupakan
penentu utama masa depan bangsa.. *lalu menulis materi di papan*
Ø Narator :
pada saat pak guru menulis materi, Ari, Aldi, Kevin, dan Bima malah asyik
mengobrol sendiri.
Ø Putri : sssssttt.... diamlah! Pak guru
sedang menerangkan!
Ø Tania : benar! nanti pak guru marah!
Ø Pak Guru : *berbalik badan* hei kalian! Tolong diam!
Pak guru sedang menerangkan!
Ø A,A,K,B : *menunduk* iya pak...
Ø Narator :
pelajaran PKN pun usai, kini saatnya jam istirahat, anak-anak berhamburan
keluar kelas, Tania, Putri, dan Yola hendak pergi ke kantin
Ø Ari : hei kalian! Kalau mau lewat
sini, harus bayar pajak! Hahaha
Ø Kevin : iya benar! serahkan uang
jajan kalian!
Ø Yola : enak saja! Tidak mau!
Ø Tania : memangnya ini jalan kalian?!?!
Ø Putri : iya! Ini kan tempat umum!
Ø Bima : kalian berani dengan kami?!?!
Ø Yola : yasudahlah, kita lewat jalan lain
saja!
Ø Tania : baiklah
Ø Putri : ayo!
Ø Aldi : haha dasar anak perempuan
penakut!
Ø Narator :
keesokan harinya, pak guru memberikan
ulangan PKN
Ø Pak Guru : *masuk kelas* anak-anak, siapkan selembar
kertas! Kita ulangan!
Ø T,P,Y : *menyiapkan kertas*
Ø Kevin : tapi pak guru, kemarin kan
pak guru tidak memberi tahu!
Ø Pak Guru : justru itu, agar kalian selalu belajar!
Mengerti anak-anak?
Ø Murid : mengerti pak!
Ø Pak Guru : *membagikan soal*
Ø Narator :
semua murid hening mengerjakan soal,
kecuali Ari, Aldi, Kevin, dan Bima, mereka ribut saling mencontek karena
kemarin tidak belajar
Ø A,A,K,B : * ribut mencontek*
Ø T,P,Y : * hening mengerjakan*
~*****~
Ø Narator :
30 menit kemudian, waktu mengerjakan soal pun habis, pak guru mengumpulkan
jawaban anak-anak
Ø Pak Guru : waktu habis! Kumpulkan jawaban kalian!
Ø Murid : *mengumpulkan lembar jawaban di meja
guru*
Ø Narator :
keesokan harinya, hasil ulangan pun dibagikan
Ø Bima : yee...! aku dapat seratus..!
Ø Kevin : aku juga...! kamu dapat
nilai berapa, Di?
Ø Aldi : seratus dong! Kita kan sama-sama
nyontek buku
Ø Yola : jadi, kalian mencontek?!?!
Ø Ari : iya! Memang kenapa?!?!
Ø Putri : kalian harus minta maaf pada pak
guru!
Ø Ari : tidak mau! Kita kan enggak salah
apa-apa!
Ø Tania : jelas-jelas kalian mencontek!
Ø Bima : sebagai pelajar, mencontek kan
wajar!
Ø Tania : Bima, apa kamu lupa, tentang
pelajaran PKN kemarin?!?!
Ø Yola : iya, itu namanya kalian tidak
berkarakter bangsa!
Ø Putri : kalau anak mudanya seperti ini,
bagaimana nasib masa depan bangsa kita!
Ø Kevin : halah, kita kan Cuma
nyontek!
Ø Tania : tapi kalau sifat seperti itu
dibiarkan, besar nanti kamu bisa-bisa jadi koruptor!
Ø Yola : iya benar!
Ø Aldi : anak-anak perempuan memang
cerewet! Kita ke kantin aja yuk!
Ø A,K,B : ayo!
Ø Narator :
Aldi, Ari, Kevin, dan Bima pun pergi ke kantin tanpa menghiraukan nasihat Tania,
Putri, dan Yola. Di kelas, Tania, putri, dan Yola pun berdiskusi
Ø Tania : *geleng-geleng kepala* kelakuan
mereka memang sudah keterlaluan!
Ø Putri : benar!
Ø Tania : tidak hanya mencontek, mereka juga
melakukan pemerasan pada teman-teman lain
Ø Yola : iya, itu namanya kan mem-bully
Ø Putri : kelakuan mereka harus segera
dihentikan!
Ø Yola : benar! tapi apa yang harus kita
lakukan?
Ø Tania : tidak ada jalan lain selain
melaporkan hal ini pada pak guru!
Ø Yola : benar! agar mereka jera!
Ø Putri : baiklah, pulang sekolah kita ke
rumah pak guru!
Ø Tania, Yola : oke!
Ø Narator :
beberapa menit kemudian, bel pulang pun berbunyi, Tania, Putri, dan Yola pun
bersiap untuk pergi ke rumah pak guru. Setelah berjalan kaki selama beberapa
menit, mereka bertiga pun sampai di depan rumah pak guru.
Ø Putri : *mengetuk pintu* Assalmu’alaikum
pak!
Ø Pak Guru : *membuka pintu* Wa’alikumsalam! Eh kalian!
Ayo silakan masuk!
Ø T,P,Y : *duduk di ruang tamu*
Ø Pak Guru : kok tumben, kalian main ke rumah pak guru,
memangnya ada kepentingan apa?
Ø Tania : begini pak, sebenarnya kami mau
melaporkan sesuatu hal yang penting
Ø Pak Guru : hal penting apa itu?
Ø Yola : ini soal kelakuan anak-anak
laki-laki pak!
Ø Pak Guru : apa yang sudah mereka lakukan?
Ø Putri : mereka sudah melanggar aturan pak,
waktu ulangan kemarin mereka mencontek!
Ø Tania : benar pak! Mereka juga mem-bully
teman-teman
Ø Pak Guru : mereka memang keterlaluan! Tidak
mencerminkan karakter pemuda bangsa sama sekali!
Ø Yola : sebaiknya pak guru segera
menindaknya, pak!
Ø Pak Guru : beiklah, terimakasih infonya ank-anak,
kalian memang harus berani menyampaikan kebenaran
Ø Tania : sama-sama pak! Kalau begitu kami
pulang dulu
Ø T,P,Y : Assalmu’alaikum pak! *mencium
tangan pak guru*
Ø Pak Guru : Wa’alaikumsalam! Hati-hati!
Ø T,P,Y : baik pak!
Ø Narator :
keesokan harinya, pak guru pun memanggil Aldi, Ari, Kevin, dan Bima ke kantor
Ø Pak Guru : Aldi, Ari, Kevin, dan Bima dimohon ikut
saya ke kantor
Ø A,A,K,B : *saling berpandangan bingung* baik pak!
Ø Narator : mereka pun sampai di kantor
Ø Bima : ini sebenarnya ada apa ya pak?
Ø Pak Guru : saya mendapat laporan dari anak-anak kalau
kemarin kalian mencontek, apa benar?
Ø Aldi : *menunduk* benar pak...
Ø Pak Guru : * geleng-geleng kepala* kalian juga
mem-bully teman-teman, apa itu benar?
Ø Ari : *menunduk* iya, benar pak...
Ø Pak Guru : kalian memang keterlaluan! Kalian
seharusnya menjadi contoh pemuda yang selalu mengamalkan pancasila!
Ø Kevin : kami tahu, maafkan kami
pak...
Ø Pak Guru : kalian harus minta maaf dan berjanji tidak
akan mengulanginya lagi di depan kelas!
Ø A,A,K,B : *menunduk* baik pak...
Ø Narator :
akhirnya, Aldi, Ari, Kevin, dan Bima pun meminta maaf di depan teman-teman
Ø Aldi : teman-teman, kami minta maaf
ya...!
Ø Ari : iya! Kami sudah memberi contoh
yang tidak baik!
Ø Bima : iya! Seharusnya kami tidak mencontek
dan mem-bully teman-teman
Ø Kevin : benar! seharusnya kami
sebagai pemuda bangsa harus selalu mengamalkan nila-nilai pancasila, bukan
malah melanggar!
Ø Pak Guru : nah! Jadi anak-anak, kita harus selalu
menjadi pemuda yang berkarakter bangsa! Mengerti anak-anak?
Ø Murid : mengerti pak!
Ø Narator :
semenjak saat itu, akhirnya, Aldi, Ari, Kevin, dan Bima pun berubah menjadi
anak yang jujur dan baik